
Seluruh mahasiswa BKPI Fakultas Tarbiyah IAI Ngawi mengikuti kegiatan Counselor Camp Batch 5 dengan Tema "Harmonisasi: Landasan Profetik untuk Konselor yang Humanis" yang diselenggarakan di Argomunung, Kendal pada hari Jumat-Sabtu 03-04 Oktober 2025. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih Mahasiswa BKPI yang notabennya adalah calon seorang konselor pendidikan untuk mengasah kompetensi profesi konselor. Pengembangan kompetensi kali ini berfokus pada kompetensi Kepribadian yang berkaitan dengan pribadi konselor. Pasalnya, untuk menjadi seorang konselor, seorang konselor dituntut untuk terus belajar mengenali diri sendiri, tidak hanya berfokus pada membantu orang lain untuk mengenali dirinya saja.
Sambutan Kaprodi BKPI
"Harmonisasi dalam Tema Besar kali ini merujuk pada Vertikal (Sesama) dan Horizontal (Tuhan), karena harmonisasi bisa diartikan sebagai selaras, yakni selaras dengan Tuhan dan ajarannya dan juga manusia. Tetapi selaras bukan berarti sama, melainkan dari perbedaan itu tujuan kita satu memanusiakan manusia dengan ajaran Tuhan yakni Allah SWT dan juga Nabi Muhammad SAW". Penekanan dalam sambutan yang disampaikan oleh beliau.
Kegiatan Counselor Camp diawali dengan Pengenalan Himpunan Mahasiswa PS BKPI dan dilanjutkan pengenalan Rumah Konseling Terangkan Hati, yakni komunitas konseling di bawah naungan Prodi BKPI untuk mewadahi calon konselor dalam mengembangkan kompetensinya. Pengenalan ini dimaksudkan agar mahasiswa baru mampu mengenali program-program yang dimiliki oleh prodi BKPI guna menunjang Capaian Pembelajaran Lulusan.
Selain itu, kegiatan Counselor Camp juga dihadiri oleh Alumni dari berbagai angkatan untuk membagikan pengalaman yang dimiliki setelah lulus, yakni mencakup perjalanan karir, pengalaman setelah lulus, dan lika-liku permasalahan yang dijumpai dalam lingkup pekerjaannya. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memberikan gambaran kepada calon konselor (dalam hal ini mahasiswa BKPI) ketika nanti terjun di dunia pendidikan maupun non pendidikan.

Pesan dan Kesan Alumni
Mas Dion memaparkan perihal perjalanan pendidikan yang ia tempuh semasa di IAI Ngawi dan juga melanjutkan Program Profesi Guru (PPG). Berdasarkan ilmu dan pengalaman yang didapatkan ia menegaskan "Guru BK harus selalu mengupgrade kompetensinya, misalkan penggunaan Instrumen baik tes maupun non tes guna melakukan asesmen yang tepat untuk layanan BK yang tepat pula. Tugas Guru BK bukan hanya sekedar polisi sekolah, namun guru BK memiliki posisi yang sentral." tuturnya.
Sedangkan Mas Rokhim menyampaikan bahwa "Sebagai seorang calon konselor, demi memupuk rasa yang dimiliki maka haru 'ling tineling lan lung tinulung', artinya sebagai calon konselor untuk memupuk rasa empati, maka harus mampu berkolaborasi. Harus saling mengingatkan dan juga saling menolong sesama, ini juga dimaksudkan untuk menunjang kompetensi kerpibadian sebagai calon seorang konselor.
Sedangkan secara umum, alumni lainnya juga memaparkan bahwa pembelajaran di kelas itu penting, tetapi pengalaman hidup sebagai makhluk sosial itu juga tak kalah penting. Setiap perjalanan hidup baik dan buruknya selalu dapat dimaknai.
Orasi Keilmuan oleh Founder 'Nirwasita Psikolog'

Bapak Budiarda Widya Laksana, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen nyentrik sekaligus founder Nirwasita Psikolog Yogyakarta menjadi salah satu Narasumber dalam kegiatan Counselor Camp Batch V. DIkutip dari materi yang disampaikan beliau menekankan landasan profetik (kenabian) sebagai acuan dasar bahkan syarat mutlak menjadi seorang konselor islam. Beliau memaparkan bahwasanya konselor islam pertama ialah Nabi Muhammad SAW. Sehingga sebagai umat islam yang kebetulan belajar menjadi konselor tidak perlu bingung untuk membentuk konselor yang seperti apa dan bagaimana, tetapi berfokus pada belajar mengikuti sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu menekankan bahwa 'kejujuran/kemurnian' itu kunci dari kehidupan yang lebih baik. Sedangkan kebohongan hanya merupakan tabungan kesengsaraan. Artinya, seorang konselor harus mampu mengenali dirinya secara jujur, dan mampu menerima konseli dalam keadaan apapun (unconditional positive regard).
Kesimpulan
Kegiatan Counselor Camp bukan hanya sekedar Camping, bermain dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Melainkan kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa empati, kebersamaan, religius, dan humanisme guna untuk memupuk keterampilan dan kompetensi diri konselor.
